Senin, 16 Maret 2015

ISIS Bangun Penjara Guantanamo untuk Tawanan Barat






Javier Espinosa, warga Spanyol yang pernah menjadi tawanan di Irak, mengatakan ISIS membangun penjara seperti Guantanamo --penjara AS paling biadab di dunia-- untuk mereka yang diberi stigma teroris oleh Washington.





Menulis di koran El Mundo, wartawan yang diculik 16 September 2013 dan dibebaskan 29 Maret 2014 itu secara rinci bercerita soal eksekusi pertama yang dilakukan ISIS. 





Kulit putih pertama yang menjadi korban di penjara itu adalah sandera Rusia Sergei Gorbunov, yang dinyatakan hilang Oktober 2013.





Espinosa mengatakan ISIS mengelompokkan 23 sandera dari 11 negara Barat di sebuah vila utara di Aleppo. Di sini ISIS benar-benar meniru penjara Guantanamo di Kuba.





"Mereka mempersiapkan proyek ini sejak lama," tulis Espinosa. 





"Seorang penjaga penjara mengatakan ISIS menginginkan penjara keamanan tingkat tinggi dengan banyak kamera dan penjaga seperti di Barat."





Menurut Espinosa, dirinya banyak mendapat informasi dari James Foley -- wartawan ISIS yang dipenggal tahun 2013 lalu.





"Foley bercerita kepada saya bahwa seorang komandan ISIS mengatakan sandera akan berada di tahanan dalam waktu sangat lama," demikian Espinosa. 





"Alasannya, karena kami adalah orang-orang pertama yang ditangkap."





Setelah pemenggalam sandera Rusia, 22 wartawan Eropa, AS Amerika Latin, dan pekerja kemanusiaan, dijadikan dijadikan acara latihan upacara eksekusi pura-pura oleh trio penjaga yang dijuluki The Beatles.








Di lain kesempatan, sandera dipaksa melihat gambar-gambar eksekusi Gurbonov, yang dieksekusi dengan cara ditembak belakang kepala.





"Kalian bisa berakhir seperti dia," Espinosa menirukan kalimat penjaga yang mengejek tawanan. 





Masih menirukan kalimat sang penjaga, Espinosa menulis; "Atau mungkin kalian menggali kuburan untuk rekan kalian, dan Anda terbaring bersama di dalamnya."





Espinosa harus menunggu hampir satu tahun sebelum menuliskan pengalaman berada di penjara ISIS. Alasannya, ISIS mengancam akan membunuh sandera lain jika dia buka mulut, apalagi menuliskan semua yang dilihatnya.





Menurut Espinosa, saat ini waktu yang tepat untuk mengungkap semua yang diketahui. 





"Sebanyak 15 dari 23 sandera yang bersama saya telah dibebaskan. Enam dieksekusi, dan pekerja kemanusiaan Kayla Mueller tewas dalam pengeboman AS bulan lalu," ujarnya.





Namun, nasib fotografer Inggris John Cantile tidak diketahui. Video terakhir yang dirilis ISIS memperlihatkan dia masih hidup.





INILAH | EL-MUNDO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar