Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengancam tidak akan melindungi Israel lagi di PBB. Ancaman itu sebagai repons setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berkomentar akan memblokir pembentukan negara Palestina.
Pemerintah Obama akan mengevaluasi kembali kebijakan AS yang selama ini melindungi Israel di PBB.
Sebelumnya usai memenangkan Pemilu Israel, Netanyahu menegaskan, bahwa dia tidak akan membiarkan pembentukan negara Palestina.
Di masa lalu, AS sering menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk memblokir resolusi yang menghukum Israel atas tindakannya terhadap Palestina.
Kini Gedung Putih bereaksi atas komentar Netanyahu yang berpotensi memicu gejolak baru di Timur Tengah.
”Langkah bahwa Amerika Serikat telah mengambil langkah (melindungi Israel) di PBB didasarkan pada gagasan bahwa solusi dua negara adalah hasil terbaik,” kata juru bicara Gedung Putih, Josh Eernest, seperti dilansir Reuters, Jumat (20/3/2015).
“Sekarang sekutu kami dalam pembicaraan tersebut mengatakan bahwa mereka tidak lagi berkomitmen untuk solusi itu. Itu berarti kita perlu mengevaluasi kembali posisi kami dalam hal ini, dan itulah yang akan kami lakukan untuk bergerak maju,” lanjut Earnest.
Menurut Earsnet, Presiden Obama melalui telepon memang telah mengucapkan selamat kepada Netanyahu atas kemenangannya dalam Pemilu Israel.
Tapi, dalam telepon itu, Obama juga mengatakan, bahwa AS mungkin akan berhenti menggunakan hak vetonya untuk melindungi Israel di PBB.
”Presiden mengatakan kepada Perdana Menteri (Netanyahu) bahwa kita perlu menilai kembali pilihan kita terkait komentar baru Perdana Menteri Israel mengenai komitmen solusi dua negara,” imbuh seorang pehabat Gedung Putih yang berbicara dengan syart anonim kepada Reuters.
REUTERS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar