Kamis, 12 Maret 2015

Netanyahu Diprediksi Terjungkal dari Kursi PM pada Pemilu pekan depan






Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terancam kalah pada pemilu pekan depan di Israel, menyusul berbagai survei yang memenangkan kandidat rivalnya. Hal ini diduga disebabkan oleh kebijakan Netanyahu yang lebih fokus mengantisipasi nuklir Iran, sementara perekonomian dalam negeri morat-marit.





Dua hasil survei pada Rabu (11/3), menunjukkan pemimpin Partai Buruh, Isaac Herzog, memimpin tipis dari Netanyahu dari Partai Likud untuk pemilihan umum tanggal 17 Maret mendatang.





Survei oleh Israel Army Radio dan Haaretz menunjukkan bahwa Serikat Zionis Herzog mendapatkan 24 dari 120 kursi di parlemen Kenisah, sementara Partai Likud hanya 21. Survei sehari sebelumnya oleh stasiun televisi Channel 2 menunjukkan koalisi Herzog mendapatkan 25 kursi.





Survei menunjukkan bahwa popularitas Netanyahu yang memimpin Israel sejak 2009 merosot sejak pidatonya di Kongres Amerika Serikat pekan lalu, memperingati soal ancaman nuklir Iran. Pemerintah Barack Obama menyesalkan pidato Netanyahu yang menurut mereka mengganggu perundingan antara Barat dengan Iran.





Menurut masyarakat Israel, Netanyahu mengesampingkan perekonomian negara itu yang terpuruk, salah satunya soal harga perumahan yang naik, dan lebih mementingkan soal keamanan dalam negeri. Netanyahu disebut terlalu terobsesi dengan Iran dan nuklirnya.





"Dia bicara soal sesuatu yang tidak relevan - Iran dan ISIS. Hari ini, anak-anak saya tidak mampu memiliki tempat tinggal dan membeli rumah. Jika mereka tidak bisa melakukannya, negara ini tidak punya alasan untuk tetap ada," kata Avi Biton, pemilik toko makanan ringan dan pendukung Likud di pemilu sebelumnya, dikutip The Wall Street Journal.





Netanyahu sendiri menyadari posisinya terancam dalam pemilu pekan depan. Diberitakan Reuters, dia mengaku melihat "bahaya yang nyata" atas kekalahan dari Herzog, dan mulai melancarkan kampanye untuk menjatuhkan lawannya.





Dalam sebuah pidato, Netanyahu mengatakan bahwa Herzog berpotensi memperbarui perundingan damai dengan Palestina dan menegosiasikan soal "membagi Yerusalem, mengembalikan wilayah." 





Sebelumnya, Herzog memang berjanji memulihkan negosiasi dengan Palestina yang mandek sejak April saat Netanyahu kembali membangun permukiman Yahudi.





Pemilu Israel akan dilakukan pada pukul 7 pagi Selasa pekan depan, diikuti lebih dari 5,8 juta di 25 wilayah. Di bawah sistem perwakilan di parlemen, semua partai di Israel bisa menempatkan wakil mereka jika mendapatkan lebih dari 3,25 persen suara.





Pemungutan suara ditutup pada pukul 10 malam dan hasilnya diumumkan awal Rabu. Setelah itu Presiden Reuven Rivlin punya seminggu untuk meminta pemimpin partai pemenang pemilu membentuk pemerintahan.





Seperti pemilu sebelumnya, Netanyahu menggambarkan dirinya sebagai satu-satunya kandidat yang mampu melindungi Israel. Namun pengamat mengatakan, Herzog dan wakilnya, Tzipi Livni, punya peluang kuat untuk menang.





Menurut Profesor Tamir Sheafer dari Universitas Yerusalem, secara karisma Herzog mungkin kalah dari Netanyahu, namun pengalaman pria 54 tahun ini cukup mumpuni untuk memimpin negeri.





"Saya selalu dikatakan tidak punya kekuatan, tapi saya membuktikan bahwa saya memilikinya. Saya jauh lebih kuat dari yang orang kira," kata Herzog.





CNN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar