Selasa, 05 Mei 2015
Kecaman Kontes Menggambar Kartun Nabi di Texas
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam kontes menggambar kartun Nabi Muhammad SAW di Curtis Culwell Center, Garland, Texas, Amerika Serikat, Minggu (3/5).
"Kami sangat menyesalkan adanya acara itu, karena itu bentuk pelecehan terhadap agama (Islam)," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Senin.
Meski akhirnya kontes itu dibubarkan oleh aparat keamanan, Said Aqil mempertanyakan mekanisme pemberian izin berlangsungnya sebuah acara di Amerika Serikat, sehingga kegiatan yang bersifat sensitif terhadap kerukunan umat beragama tersebut bisa berlangsung.
"Saya mendengar sampai terjadi penembakan dan jatuh dua korban jiwa. Kejadian seperti itu seharusnya bisa dihindari jika pemerintah setempat lebih peka," katanya.
Meski demikian, Said Aqil meminta umat Islam, khususnya di Indonesia termasuk warga Nahdlatul Ulama, untuk tidak terpancing membalasnya dengan tindakan anarkis.
"Jangan habiskan energi kita untuk membalas hal-hal seperti itu, apalagi dengan tindakan anarkis. Percayalah, Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang melecehkan Islam," katanya.
Sementara, Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq menyesalkan pelaksanaan pameran kartun Nabi Muhammad SAW di Texas itu.
yang berujung pada penembakan dua penyusup pameran oleh otoritas keamanan setempat.
"Inisiatif acara kontes kartun Nabi Muhammad ini disesalkan. Ini sangat memprovokasi dan mengabaikan penghormataan terhadap nilai-nilai yang diyakini umat Islam," kata Fajar, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kebebasan ekspresi lewat pameran karikatur itu salah tempat, bahkan belum menunjukkan sebuah sikap kedewasaan.
Fajar mengatakan harus ada kedewasaan dalam menggunakan hak kebebasan berekspresi, selama tidak menyinggung apalagi melecehkan sistem nilai keyakinan agama tertentu.
"Pemerintah Amerika harus adil dan tidak bias Islamophobia dalam melihat kasus ini," kata dia.
Kontes menggambar kartun Nabi Muhammad SAW diselenggarakan oleh American Freedom Defense Initiative, sebuah organisasi yang secara aktif terus menyebarkan kebencian terhadap Muslim di Amerika Serikat.
Presiden lembaga tersebut, Pamela Geller, mengatakan kegiatan yang diadakannya bertujuan mewujudkan kebebasan berpendapat sebagai respons dari kekerasan ketika menggambar Nabi Muhammad di Charlie Hebdo. Gambar terbaik dari kontes tersebut diganjar hadiah sebesar 10 ribu dolar AS.
ANT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar