Kamis, 19 Maret 2015

Ahok Umbar Cacian di TV secara Live, Dari nama Binatang sampai kotoran Manusia






Penyiaran kata-kata kasar dan kotor yang dilontarkan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok), dalam talkshow di salah satu stasiun televisi swasta, dinilai merendahkan masyarakat. Perlu diingat, masyarakat merupakan pemilik utuh frekuensi itu.





Umpatan kasar yang dilontarkan Ahok ketika wawancara langsung di televisi, mulai dari kata-kata kotoran, maling, kata "lo-gua", sampai nama hewan. Sementara Ahok adalah seorang gubernur, dan pemimpin.





"Tersiarnya kata-kata kasar tersebut bukan hanya merendahkan martabat pihak-pihak yang terlibat, melainkan melecehkan publik pemirsa," kata Komisioner KPI Agatha Lily di Jakarta, Kamis (19/3/2015).





Menurut dia, kasus ini juga bertentangan dengan kode etik penyiaran. Karena, kata-kata kasar dan kotor itu terdengar secara live oleh masyarakat luas.





"Kasus ini jelas bertentangan dengan Pasal 35 Pedoman perilaku penyiaran, dan Pasal 24 standar program siaran, bahwa lembaga penyiaran dilarang menyiarkan kata-kata kasar atau kata-kata kotor baik dalam bahasa Indonesia, bahasa asing maupun bahasa daerah," paparnya.





Maka itu, dia mengingatkan, agar kasus ini menjadi pelajaran bagi lembaga penyiaran. Agatha meminta lembaga penyiaran lain tidak mengikuti atau mengulangi kesalahan serupa.





"Kami tentu tidak ingin televisi yang merupakan cermin peradaban bangsa dirusak dengan kata-kata kasar, dan makian apalagi disampaikan oleh seorang pemimpin yang seharusnya menjadi tauladan masyarakat," bebernya.





Sementara itu, sejumlah anggota DPR RI ikut meradang. Mereka mengkritisi juga gaya komunikasi Ahok yang dianggap tidak memiliki etika.





Kritik keras berasal dari Anggota DPR dari daerah pemilihan DKI Jakarta III, Tantowi Yahya. Dia sepakat bahwa kepala daerah harus menjadi panglima terdepan dalam hal kejujuran, kebersihan jejak rekamnya, dan komitmennya untuk memerangi memberantas korupsi. Tapi itu harus diperjuangkan dengan tetap mengedepankan etika yang berlaku.





"Apa yang kita lihat sekarang ini Ahok tidak mempertontonkan itu bagaimana yang namanya etika kita sebagai orang yang santun selama ini dilanggar begitu saja dan di endors oleh sebagian dalam tanda kutip masyarakat," ujar Tantowi kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (19/3/2015).





Menurut Tantowi, yang berbahaya adalah Ahok merasa bahagia karena merasa publik mendukung tindakannnya tersebut. Padahal, setelah dirinya mengecek ke kantong-kantong masyarakat di dapil, mayoritas masyarakat Jakarta keberatan dengan kata-kata kasar yang sering diungkapkan oleh Ahok.





Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnana alias Ahok hadir dalam acara talkshow live di KompasTV (17/3). Pria bernama Aiman Witjaksono menjadi moderatornya.





Karena acara tersebut bersifat live, maka tidak ada proses "editing video". Lalu, rekaman live tersebut tersebar dengan cepat di internet. Media sosial pun terkejut ketika melihat video ada kata - kata yang tidak pantas keluar dari mulut Ahok.





Dengan wajah merah dan emosi, Ahok marah dan beberapa kali ucapkan kata "Taik". Moderator pun memberi peringatan, tapi Ahok tidak mempedulikannya.





Ahok : itu taik-taik semua...


Moderator : pak kita sedang live, dengan segala hormat...


Ahok : emang taik trus kudu bilang apa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar