Senin, 23 Maret 2015

Di Rusia, Media Dilarang Keras Melecehkan Agama





Wakil Menteri Telekomunikasi dan Media Massa Rusia, Alexey Volin, mengatakan, insiden seperti yang dialami kantor koran satir Charlie Hebdo kemungkinan besar tidak akan pernah terjadi di negaranya.


Hal ini dikarenakan, salah satu peraturan yang dibuat pemerintah Rusia adalah media tidak boleh melecehkan atau menghina agama.


Berbicara saat menemui awak media di kediaman Duta Besar Rusia di Jakarta pada Senin (23/3/2015), Volin mengatakan, media-media di Rusia diberikan kebebasan penuh untuk menyampaikan berita, namun harus sesuai dengan aturan baku yang sudah dibuat oleh otoritas di Rusia.


"Yang tidak boleh dilakukann oleh media-media di Rusia adalah menyiarkan berita yang menghasut seseorang untuk membunuh, menghasut kerusuhan, dan melecehkan agama," ucap Volin.


Dirinya menegaskan, pemerintah Rusia tidak pernah sejalan dengan ide membuat sebuah karikatur atau gambar seorang nabi, atau tokoh religius lainnya.


"Sejatinya kami tidak terlalu religius, tapi ada juga beberapa orang yang sangat religius di Rusia, sehingga kami juga tidak pernah membiarkan seseorang untuk melecehkan apa yang dianggap suci oleh orang-orang religius itu," tambahnya.


Rusia juga membantah kabar yang menyebut bahwa media-media di Rusia sudah dikendalikan oleh Kremlin. Negeri Beruang Merah itu menyebut, sebuah hal mustahil untuk bisa mengedalikan media massa di Rusia yang jumlahnya mencapai puluhan ribu.


Menurut Wakil Menteri Telekomunikasi dan Media Massa Rusia Alexey Volin, sejak awal Kremlin tidak pernah memiliki niatan untuk mengedalikan media massa, karena itu hampir mustahil. Kremlin itu kecil, dan media di Rusia sangatlah banyak.


"Jumlah media di Rusia mencapai 90 ribu media. Coba Anda bayangan, apa mungkin untuk mengontrol media sebanyak itu hanya dari sebuah lingkup yang kecil (Kremlin)," ucap Volin saat ditemui awak media di jakarta pada Senin (23/3/2015).


Dirinya membeberkan mengapa media di Rusia seolah-olah dikendalikan oleh pemerintah. Sebab, semua media mendukung kebijakan pemerintah. Menurutnya, media akan otomatis mendukung kebijakan Presiden Rusia, Vladimir Putin karena mayoritas warga Rusia mendukung Putin.


"85 persen warga Rusia mendukung kebijakan Putin. Itu berari tidak pernah ada masalah antara Putin dan Media. Untuk menjadi populer maka media akan mengikuti kebijakan Putin. Bila tidak, mereka akan kehilangan pembaca mereka," tambahnya.


SINDO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar