Senin, 23 Maret 2015

India lebih memilih Lindungi Sapi ketimbang nyawa Manusia






All India Muslim Personal Law Board (AIMPLB), Minggu (22/3), mengatakan Muslim dan Kristen tidak aman berada di bawah pemerintahan PM Narendra Modi, menyusul rencana parlemen India mengeluarkan UU Ghar Waspi atau konversi paksa kembali ke Hindu.





"Kami prihatin dengan situasi negara ini, yang terus memburuk setelah Modi menjadi perdana menteri," ujar Abdul Rahim Qureshi, Sekjen AIMPLB dalam konferensi pers di Jaipur, seperti dikutip Times of India.





"Tidak hanya Muslim, umat Kristen juga tidak aman," lanjutnya.





Kelompok sayap kanan, masih menurut Qureshi, menjadi sangat aktif terhadap minoritas setelah pembentukan pemerintah pusat. Muslim, katanya, akan melawan situasi ini.





"Kami sedang menyusun resolusi, yang akan disahkan anggota AIMPLB dalam konvensi nasional," demikian Quershi.





Resolusi itu bertujuan menggalang dukungan untuk melawan konspirasi organisasi Hindu garis keras seperti Rasthriya Swayamsevak Sangh (RSS) dan Visva Hindu Parishad (VHP).





"RSS dan VHP adalah racun bagi umat Islam dan Kristen," lanjutnya.





Lebih memilih Melindungi Sapi





Sementara, Kardinal Baselios Cleemis, pemimpin umat Katolik di India, mengatakan negara seharusnya lebih melindungi manusia, bukan sapi.





Pernyataan ini ditujukan kepada nasionalis Hindu radikal yang memicu permusuhan Muslim-Kristen minoritas, seraya melobi parlemen untuk meloloskan undang-undang larangan membunuh sapi.





Kardinal Cleemis menyampaikan pernyataan kepada wartawan sebelum mengunjungi biarawati usia 70 tahun yang diperkosa di sekolah biara di Bengali Barat. Insiden itu memicu protes umat Katolik di seluruh India.





"Negara ini memiliki tanggung jawab melindungi kita semua, setiap manusia, bukan sapi," ujar Cleemis, Rabu (18/3), seperti dilaporkan sejumlah surat kabar.





Dalam kepercayaan Hindu, lembu atau sapi adalah kendaraan Dewa Rama dan disucikan. Namun penganut Hindu dari kasta rendah dan orang-orang miskin memakan dagingnya.





Muslim menjadikan sapi sebagai hewan kurban setiap Idul Adha. Umat Kristen mengkonsumsi sapi sebagai makanan utama.






"Sapi adalah ibu kita dan kita harus melindunginya dengan cara apapun," kata pejabat Departemen Pertanian dan Peternakan wilayah Haryana, Om Prakas Dhankar, dikutip dari surat kabar Pakistan, The Tribune.












Nasionalis Hindu lebih peduli sapi, ketimbang menangkat isu perkosaan di kota-kota di India. Mereka juga tidak peduli dengan perkosaan biarawati usia 70 tahun di sekolah biara.






Polisi belum menetapkan motif serangan ke biara dan perkosaan itu, apakah agama atau uang. PM Narendra Modi menyatakan prihatin dan meminta laporan lengkap insiden itu.





Serangan ke biara Katolik itu yang paling serius, sejak nasionalis Hindu menyebar ketakutan di kalangan umat Katolik dan Muslim lewat ghar wapsi, atau konvernsi paksa kembali ke Hindu.





Terakhir, di negara bagian Haryana, sekolah biara diserang. Salib diganti gambar dewa Hindu. Nasionalis Hindu ingin membersihkan India dari agama asing, termasuk Islam. Mereka tidak peduli dengan sejarah kehadiran Katolik, Kristen, dan Islam, di negara itu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar