Rabu, 11 Maret 2015

ISIS lebih Suka Android ketimbang Apple





Riset dari lembaga Brookings Institution menyatakan bahwa pendukung kelompok militan ISIS lebih banyak menggunakan ponsel Android ketimbang Apple.



Riset ini dihimpun dari penelitian penggunaan sosial media oleh pendukung ISIS. Sebagai sebuah organisasi militan, ISIS memang gencar menebarkan propaganda dan perekrutan di media sosial seperti Twitter dan Facebook.



Diberitakan Wall Street Journal pekan lalu, laporan Brookings Institute mencatat bahwa dari 46 ribu akun Twitter pro-ISIS yang terdeteksi pada 2014, sekitar 69 persen di antaranya menulis cuitan dari ponsel pintar Android. Hanya sekitar 10 persen akun yang mengunggah cuitannya dari iPhone.



Laporan setebal 68 halaman yang dihimpun oleh JM Berger, mengungkapkan bahwa sekitar seperlima dari seluruh akun Twitter pro-ISIS berkomunikasi dalam bahasa Inggris.



Terdeteksi, sebanyak 20 persen akun menggunakan bahasa Inggris, sementara sekitar 73 persen akun mencuit dalam bahasa Arab, dan 6 persen lainnya mencuit dalam bahasa Perancis.



Selain itu, riset tersebut juga menyatakan bahwa para pendukung ISIS menggunakan Twitter "dalam wilayah kekuasaan Suriah dan Irak, dan daerah lain yang tengah diperebutkan" oleh ISIS.



Riset tersebut mendeteksi bahwa sebagian besar akun Twitter pro-ISIS berasal dari negara-negara Timur Tengah. Sejumlah akun Twitter lainnya juga mencuit dari beberapa negara Barat, seperti Italia, Swiss, Perancis, Belgia, Inggris dan Spanyol.



Lokasi pengguna Twitter tersebut dapat terungkap karena sebagian besar akun merilis cuitan dengan menyertai lokasi mereka berada. Artinya, para pendukung ISIS mengaktifkan fitur geo-tagging dalam pengaturan Twitter mereka.



Sementara, lokasi sebagian akun Twitter lain terdeteksi melalui kolom "lokasi" di dalam profil Twitter mereka.



Meta data dari sebagian akun lainnya juga menunjukkan cuitan berasal dari sejumlah wilayah di Amerika Serikat, seperti New York dan Washington, D.C.



"Kami cukup yakin beberapa pendukung ISIS berbohong ketika menuliskan kolom 'lokasi' mereka di wilayah Amerika Serikat dalam rangka menciptakan ancaman di AS," bunyi laporan tersebut, dinukil dari Wall Street Journal.



Akun pendukung kelompok militan ISIS memiliki rata-rata 1.004 followers di Twitter. Jumlah ini melebihi rata-rata followers akun Twitter, menunjukkan luasnya jangkauan kelompok ini dalam dunia maya.



"Akun yang dapat dikategorikan aktif berjumlah antara 500 hingga 2.000 akun, yang banyak merilis cuitan dengan frekuensi tinggi," bunyi laporan tersebut.



Menanggapi geliat perekrutan yang disebarkan ISIS, Twitter telah memblokir setidaknya 2.000 akun dalam beberapa hari terakhir.



Meskipun demikian, Berger menyatakan bahwa riset ini menunjukkan betapa cepat dan efisiennya Twitter sebagai media yang menyebarkan idealisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar