Rabu, 11 Maret 2015

Rekonstruksi Gaza, Qatar Bangun 1.000 Rumah





Kepala Komite Qatar untuk pembangunan Gaza, Mohammad al-Amadi manyatakan pihaknya siap membangun kembali 1.000 rumah yang hancur lebur akibat serangan bom Israel, pada Selasa (10/3). 


Proyek ini merupakan bagian dari bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza yang berjumlah US$1 miliar, atau setara dengan Rp12 triliun.


Dilaporkan Reuters, Amadi mengungkapkan bahwa sehari sebelumnya Israel telah mengizinkan empat truk pengangkut semen memasuki Jalur Gaza sehingga rencana pembangunan rumah bisa segeradimulai.


"Hari ini kita akan memulai bantuan sebesar US$1 miliar," kata Amadi kepada para wartawan saat ia berdiri di puing-puing sebuah rumah sakit hancur selama perang Gaza yang berlangsung hingga 50 hari.


Serangan Israel antara Juli dan Agustus tahun lalu telah menewaskan 2.100 warga Palestina dan dibalas Hamas, membunuh 73 warga Israel. Gaza yang dihuni 1,8 juta warga Palestina porak poranda.


Menurut pejabat Palestina dan data dari PBB, perang Gaza mengakibatkan setidaknya 130 ribu rumah hancur atau rusak.


Blokade Israel diterapkan setelah Hamas memenangkan pemilu tahun 2006. Sejak saat itu, Israel dan Mesir mengontrol ketat pergerakan barang dan orang keluar masuk wilayah itu.


Sekitar 100 ribu orang - lebih dari setengahnya anak-anak - saat ini hidup di penampungan sementara karena rumah mereka hancur. Ribuan lainnya tinggal di dalam bangunan mereka yang sudah tidak utuh lagi, menggunakan pelindung seadanya agar tidak kebasahan atau kedinginan.


"Kami ingin lebih banyak negara datang dan membangun Gaza. Gaza menderita akibat perang-perang sebelumnya," kata Amadi.


Meskipun demikian, pengiriman bahan bangunan ini belum dikonfirmasi oleh militer Israel yang mengawasi Jalur Gaza sebagai markas kelompok Hamas.


Dana sebesar US$1 miliar merupakan dana yang dijanjikan Qatar untuk merekonstruksi Jalur Gaza pada Konferensi penggalangan dana di Kairo pada Oktober lalu. Kala itu, penggalangan dana dilakukan dua bulan setelah perang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Mesir.


Dalam penggalangan dana tersebut, terkumpul dana sebesar US$5,4 juta, namun hanya sedikit dana dari jumlah tersebut yang telah direalisasikan untuk membantu rekonstruksi Gaza.


Pasalnya, konflik internal Palestina ditengarai memblokir impor bahan bangunan.


Israel juga membatasi pasukan bahan bangunan, seperti beton, semen, batang besi, dan bahan lainnya ke Gaza.


Israel mengkategorikan sebagai bahan-bahan tersebut sebagai bahan yang memiliki penggunaan ganda untuk tujuan militer, seperti membangun kembali terowongan yang akan digunakan Hamas untuk memulai serangan.


Qatar adalah sekutu utama Hamas dan saat ini menjadi tempat tinggal pemimpin politik utama kelompok Hamas, Khaled Meshaal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar