Jumat, 13 Maret 2015

ISIS Mainkan Taktik Gerilya, Irak Gagal Rebut Tikrit






Frustrasi dengan taktik gerilya dari militan Negara Islam, pasukan Irak berhenti pada hari Jumat dalam serangan besar untuk mengambil kembali kota Tikrit.




Tentara Irak dan milisi Syiah gagal mengambil Tikrit sepenuhnya, setelah ISIS menggunakan taktik gerilya kota untuk untuk mengatasi kalah jumlah personel.





Irak mengerahkan lebih dari 30.000 serdadu dalam operasi ini, dan 20.000 di antaranya adalah milisi Syiah yang setia kepada ulama Syiah Moqtada al-Sadr. Sementara petempur ISIS di Tikrit diperkirakan hanya berjumlah kurang dari 1.000 tentara.





Situs alarabiya menulis ISIS seolah membiarkan serdadu Irak dan milisi Syiah memasuki kota. Di dalam kota, ISIS memasang banyak jebakan di jalan dan bangunan, memasang bom rakitan di sudut-sudut bangunan, serta penembak jitu di setiap sudut.





Sumber di Komando Operasi Salahuddin mengatakan pasukan diperintahkan berhenti, untuk menekan jumlah korban. ISIS dipastikan akan menjebak serdadu yang masuk dan membantainya.





ISIS mengubah setengah Tikrit menjadi labirin, dengan banyak lorong kecil saling berhubungan yang membingungkan. Tikrit adalah kota Muslim Sunni, tidak satu pun serdadu Irak dan milisi Syiah yang terlibat pertempuran mengenal kota ini.



Sebuah sumber di komando militer mengatakan pasukan Irak tidak akan bergerak maju sampai bala bantuan tiba Tikrit, yang Negara Islam masih memegang sekitar setengah.



Tak ada pihak yang mengungkapkan berapa jatuh korban sejak awal operasi terbesar untuk merebut kembali Tikrit yang diduduki ISIS sejak Juni tahun lalu.



Namun, lusinan mayat hampir setiap hari diangkut menuju Baghdad.



Ketika pasukan pemerintah Irak berada di atas angin, ISIS melancarkan serangan maut dengan mengandalkan bom bunuh diri, serta menyebarkan ranjau dan petembak jitu.





Hadi al-Amiri, komandan paramiliter Syiah dari Brigade Badr, mengatakan; "Kami tidak ingin terburu-buru, menghindari jatuhnya korban (lebih banyak)"



Ia juga yakin Tikrit akan jatuh sepenuhnya dalam dua atau tiga hari lagi. "Tikrit dikepung dari segala penjuru," sambung dia.





Al-Amiri boleh saja percaya diri. Irak dan milisi Syiah mungkin akan mengalahkan ISIS di Tikrit, tapi tidak akan murah dan mudah.



Al Jazeera memperkirakan jumlah korban di pihak Irak dan milisi Syiah akan sangat besar, karena ISIS akan memberi perlawanan hebat di dalam kota.








Segalanya akan lebih sulit jika warga sipil di dalam kota melihat bahaya luar biasa besar jika Tikrit jatuh ke tangan milisi Syiah, dan membantu ISIS. Irak mengerahkan 30 ribu serdadu dalam operasi ini, dan 20 ribu di antaranya adalah milisi Syiah yang disokong Teheran, Iran.





Ini memperlihatkan Irak sepenuhnya tergantung pada milisi Syiah dan petinggi militer Iran sebagai perencana perang. Sejauh ini belum terdengar adanya pembantaian Muslim Sunni di distrik yang direbut Irak dan milisi Syiah, tapi ketika seluruh Tikrit jauh pembantaian dipastikan tidak terhindarkan.



Juru bicara negara Islam Abu Mohammad al-Adnani mengatakan dalam sebuah rekaman audio yang diterbitkan pada hari Kamis megatakan pejuangnya tetap "teguh" dan tumbuh dalam kekuatan, menolak klaim musuh atas kota Tikrit tidak lebih dari "omong-kosong".



"Musuh telah memasuki fase baru dalam perang mereka melawan orang-orang Sunni: mereka mulai berpikir untuk mengambil dan mengendalikan daerah Sunni," kata Adnani dilansir Reuters.



"Mereka datang untuk mengambil rumah dan barang-barang, membunuh orang dan perkosaan dan memperbudak perempuanmu," tulis Reuters, kemarin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar