Sabtu, 07 Maret 2015
ISIS Miliki 46.000 Akun Pendukung di Twitter
Pendukung Negara Islam (ISIS) diperkirakan memiliki sedikitnya 46.000 akun di media sosial Twitter, demikian seperti dilaporkan Institut Riset Kebijakan Timur Tengah Brookings, Kamis.
Riset yang bertajuk "The ISIS Twitter Census" menelaah data Twitter pada September hingga Desember 2014, dan penyusunannya didukung oleh "Google Ideas"
Akun-akun pendukung ISIS ini rata-rata memiliki 1.000 follower, atau lebih tinggi dari kebanyakan pengguna Twitter.
Hasil penelitian yang dirilis Kamis waktu setempat oleh Brookings Institution ini mendapati fakta bahwa sekalipun banyak akun diblokir oleh Twitter namum jumlah akun pro-ISIS tetap tinggi.
"Dari September sampai Desember 2014, para peneliti memperkirakan bahwa paling sedikit 46.000 akun Twitter telah digunakan para pendukung ISIS, walaupun tidak semua akun-akun itu aktif pada waktu bersamaan," bunyi laporan itu.
Dua peneliti, JM Berger dan Jonathon Morgan, mengatakan analisis terhadap upaya ISIS diketahui bahwa ISIS jauh bergerak dari inti kepemimpinannya.
"Analisis-analisis sebelumnya terhadap capaian Twitter ISIS menggantungkan diri pada segmen-segmen terbatas dari seluruh jejaring sosial ISIS," tulis mereka dalam laporan yang ditugaskan oleh Google Ideas itu.
Berikut adalah temuan kunci dari riset yang disusun oleh J.M. Berger dan Jonathan Morgan itu:
1. 46.000 akun Twitter adalah dugaan paling minim, angka tertinggi bisa mencapai 70.000,
dan tidak semua akun tersebut aktif pada saat bersamaan
2. Lokasi akun-akun ini adalah di Suriah, Irak, dan Arab Saudi
3. 20 persen akun yang mendukung ISIS menggunakan bahasa Inggris, sementara 60
persen memakai bahasa Arab
4. Rerata akun pendukung ISIS memilili lebih dari 1.000 followers, atau lebih tinggi dari
rerata akun Twitter secara umum
5. Akun pendukung ISIS juga lebih aktif daripada akun Twitter yang tidak mendukung ISIS
6. Mayoritas akun pendukung ISIS menggunakan sistem operasi Android (69 persen).
Selainnya iOS 30 persen dan Blackberry 1 persen.
Dengan menganalisis lokasi yang melekat pada cuitan-cuitan, para peneliti mendapati fakta bahwa sejumlah besar pendukung ISIS berada di Arab Saudi, diikuti Suriah, Irak dan Amerika Serikat.
Hampir satu dari lima pendukung ISIS telah mencuit dalam Bahasa Inggris, dengan tiga perempatnya mencuit dalam Bahasa Arab.
Para analis menyebutkan, akun-akun pendukung ISIS ini rata-rata memiliki 1.000 follower, atau lebih tinggi dari kebanyakan pengguna Twitter. Akun-akun yang paling sering mencuit dan paling banyak memiliki follower kebanyakan telah diblokir.
Sebuah halaman dalam buletin online Pastebin memperlihatkan foto penemu Twitter Jack Dorsey dengan ditulisi sebuah pesan dalam Bahasa Arab.
SITE Intelligence, kelompok pemonitor ISIS asal AS, mengatakan posting Jack Dorsey itu dibuat oleh Al-Nusra Al-Maqdisiya, sayap media ISIS.
Terjemahan dari pesan itu adalah bahwa Dorsey dan Twitter kini menjadi target ISIS karena telah memblokir akun-akun tertentu yang berkaitan dengan ISIS.
"Kalian memulai perang gagal ini, dan kami sudah mengatakan pada kalian sejak awal bahwa ini bukan perangmu! Tapi kalian tidak paham. Kalian matikan akun-akun kami dan kami dengan cepat kembali, tapi manakala singa-singa kami menghentikan nafas kalian, maka tidak akan ada lagi kata kembali!" tulis pesan itu seperti dikutip AFP.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar