Reem Abu Wahdan, remaja Palestina berusia 18 tahun, akan mengenakan gaun pengantin warna putih pada 27 Juli meski lelaki yang menikahinya tidak ada.
Pernikahan akan berlangsung di rumah ibu mertuanya di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel. Reem adalah remaja Gaza. Lelaki yang dinikahinya berada di penjara Israel.
"Inilah yang bisa saya lakukan untuk seorang pria yang mengorbankan seluruh hidupnya di bali jeruji besi demi Palestina," ujar Reen kepada Anadolu Agency.
Reem terkahir kali melihat Mahmoud, suaminya, tahun 2002. Saat itu Reem masih berusia lima tahun. Saat itu Mahmoud masih seorang remaja. Ia ditangkap dengan tuduhan berencana menyerang Israel.
Mahmoud diganjar hukuman tiga hukuman seumur hidup dan 30 tahun penjara, dan tidak punya kesempatan menghirup udara bebas.
Ketika ibu Mahmoud mendekati Reem dan memintanya bersedia menikahi putranya yang berada di penjara, Reem menyambut gembira.
Bagi Reem, pernikahan dengan pejuang Palestina di penjara adalah simbol perlawanan terhadap pendudukan Israel, dan menjadi kebanggaan.
"Saya ingin memberi pesan bahwa penjara tidak akan selamanya," ujar Reem. "Harapan dan tekad bisa mengubah apa saja."
Rencananya, setelah pernikahan pada 27 Juli, ibu Mahmoud akan mengunjungi putranya dan memberikan cincin kawin berukir nama Reem.
Pernikahan ini akan didokumentasikan dan disebarkan ke banyak negara. Reem tak sabar menunggu saat-saat itu. Ia juga sangat ingin mengunjungi Mahmoud, lelaki yang dilihat kali terakhir saat dirinya masih kecil.
"Saya akan menunggu sampai Mahmoud bebas dan Pelestina menang," ujar Reem.
WORLDBULLETIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar