Petempur Negara Islam (ISIS) pada Minggu (17/5) sepenuhnya menguasai Kota Ramadi, Ibu Kota Provinsi Anbar.
Inilah fakta paling mengejutkan dari medan perang Ramadi -- ibu kota Propinsi Anbar. Sebanyak 150 serdadu ISIS membuat kocar-kacir 6.000 tentara dan polisi Irak yang mempertahankan kota.
Fakta terungkap dalam wawancara Christiane Amanpour, wartawan CNN, dengan Ali Khedery -- mantan penasehat untuk US Central Command.
"Apa yang terjadi di Ramadi adalah kemunduran besar bagi Irak dan koalisi," ujar Khedery. "Stategi tidak bekerja, dan tidak ada solusi militer untuk masalah ini."
Ramadi, menurut Khedery, dipertahankan sekitar 6.000 polisi dan tentara Irak. Dibanding kota-kota lain di Irak, Ramadi relatif memiliki pertahanan yang baik.
"Ini mungkin episode tergelap dalam perang di Irak. Ramadi jatuh ke tangan ISIS, yang menyerang dengan kekuatan 150 serdadu," ujar Khedery, yang diwawancarai CNN dari Erbil, wilayah otonomi Kurdistan di Irak.
Khedery bekerja di Kedubes AS di Irak selama perang penggulingan Saddam Hussein. Ia menyaksikan banyak pertempuran di Ramadi, kota yang pernah dikuasai Al Qaeda di Irak.
ISIS Buru Personel Militer Irak
Setelah merebut kota Ramadi, Selasa (19/5/2015), pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melakukan razia dari rumah ke rumah untuk mencari anggota polisi dan para pejuang pro-pemerintah Irak.
Pasukan ISIS juga melemparkan ratusan mayat tentara dan polisi Irak ke Sungai Efrat usai menduduki kota Ramadi yang merupakan kemenangan terbesar ISIS sejak tahun lalu.
Sementara itu, memenuhi perintah PM Haider al-Abadi, ratusan anggota milisi Syiah bergerak ke sebuah pangkalan militer dekat kota Ramadi, mempersiapkan upaya merebut kembali kota itu.
Namun, kehadiran milisi Syiah ini juga menuai kecaman terkait dugaan pembunuhan terhadap warga Muslim Sunni, penjarahan dan pembakaran properti milik warga Sunni.
Abu Ammar, seorang penduduk Anbar yang memiliki sebuah toko di Ramadi, mengatakan dia tak melihat perbedaan antara kebrutalan ISIS dan milisi Syiah.
"Jika milisi Syiah masuk ke Ramadi, mereka akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan ISIS. Artinya, kami akan dibunuh atau diusir. Bagi kami milisi Syiah dan ISIS adalah dua sisi berbeda dari koin yang sama," ujar Abu Ammar.
Jatuhnya Ramadi merupakan kekalahan mengejutkan bagi angkatan bersenjata Irak, yang melarikan diri saat ISIS menyapu posisi terakhir mereka meski mendapat dukungan serangan udara koalisi pimpinan AS.
Dalam sebuah video yang diunggah ke internet terlihat puluhan humvee, truk dan kendaraan militer lainnya bergerak keluar kota Ramadi dengan para prajurit bergelantungan di sisi kendaraan-kendaraan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar