Selasa, 24 Maret 2015

Arab-Israel Tolak Pernyataan Maaf Netanyahu





Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meminta maaf kepada warga minoritas Arab di Israel yang disebutnya "telah ditunggangi" sehingga mengundang komentar keras AS.



Pemimpin partai sayap kanan Likud pekan ini diperkirakan akan membentuk pemerintah koalisi baru.



"Saya tahu pernyataan saya pekan lalu melukai beberapa warga Israel dan komunitas Arab-Israel. Itu tidak pernah menjadi niat saya. Saya meminta maaf untuk itu," kata dia dalam pertemuan dengan Arab-Israel yang disiarkan televisi.



Netanyahu menyeru para pendukungnya untuk memilihnya pada pemungutan suara Selasa pekan lalu sebagai upaya melawan membludaknya para pemilih Arab.



"Kekuasaan sayap kanan tengah dalam bahaya. Para pemilih Arab menyalurkan suara karena ditunggangi!" kata dia dalam video yang disiarkan Facebook-nya. "Ayo ke bilik suara! Pilih Likud!"



Ayman Odeh, wakil pemimpin Joint List dari koalisi partai-partai Arab-Israel dan meraih 13 kursi, menolak permintaan maaf itu.



"Alasan dia tidak bisa diterima karena Benjamin Netanyahu tidak hanya berencana membuat legislasi yang rasis namun kata-katanya melanggar hak dasar warga Arab Israel untuk duduk di Knesset," kata anggota parlemen Israel itu dalam televisi.



Gedung Putih terang-terangan memperingatkan Israel bahwa pendudukannya di tanah Palestinan mesti diakhiri, dan ini mengabaikan upaya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mewujudukan janji kampanyenya dalam soal permukiman Yahudi tersebut.



Dalam komentar keras yang tak biasa disampaikan AS yang menandakan retaknya hubungan antara Washington dan Israel, Kepala Staf Gedung Putih Denis McDonough menyatakan "pendudukan yang sudah berumur 50 tahun itu mesti diakhiri."



McDonough mengkritik janji kampanye Netanyahu yang akan menghalangi pembentukan Negara Palestina --padahal ini semestinya menjadi tujuan akhir dari pembicaraan-pembicaraan damai selama beberapa dekade -- dan mempertanyakan upaya Netanyahu mencegah untuk tidak merusak perjanjian damai.



"Kami sungguh tak bisa berpura-pura tidak pernah menyampaikan pernyataan-pernyataan (janji kampanye), atau mereka tidak ingin mempertanyakan komitmen Perdana Menteri dalam mencapai perdamaian melalui perundingan langsung," kata dia.



"Rakyat Palestina harus punya hak untuk hidup dan memerintah sendiri di dalam negara berdaulat mereka sendiri," sambung dia.



McDonough adalah salah seorang penasehat terdekat Presiden Barack Obama dan pernyataannya terhadap kelompok lobi pro-Israel yang liberal bernama J Street sangat diikuti di Washington.



Presiden AS Barack Obama juga menyindir kalimat Netanyahu itu dengan berkata, "Retorika semacam itu bertolak belakang dengan tradisi-tradisi terbaik Israel."



ANT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar