Kamis, 12 Maret 2015

Hina Suku Aborigin, Abbott Dikutuk





PM Australia Tony Abbott, Rabu (11/3), menghadapi gelombang kritik menyusul pernyataan yang menyebut komunitas Aborigin sebagai 'pilihan gaya hidup.'



Beberapa mengatakan Abbott tak pantas memimpin Australia. Rolf de Heer, yang memfilmkan suku asli Australia dengan judul Ten Canoes mengatakan Abbott melakukan sesuatu yang tidak pantas dan menjijikan.



"Pernyataan itu menunjukan kebodohannya. Dia tidak punya hak menjadi perdana menteri Australia," ujar De Heer seperti dikutip Sydney Morning Herald.



Aborigin adalah masyarakat asli Australia paling dirugikan. Tingkat harapan hidup mereka jauh lebih pendek dibanding orang Australia lain, dan secara tidak proporsional terpenjara di negeri sendiri. Mereka dianggap menimbulkan masalah sosial, karena penganguran.



Abbott, Selasa (10/3), mendukung rencana menutup lebih dari 100 komunitas Aborigin terpencil di seluruh Australia Barat jika layanan penting ke permukiman mereka tidak dapat disediakan.



"Adalah pekerjaan wajib memberi layanan wajar dan amsuk akal, dan dengan cara yang masuk akal," ujar Abbott kepada Radio ABC.



"Yang kita saksikan adalah kita tidak bisa menyubsidi pilihan gaya hidup yang tidak kondusif untuk jenis partispasi di dalam masyarakat Australia," lanjutnya.



Abbott secara tidak langsung melihat Aboriginal sebagai pilihan gaya hidup, bukan sebuah masyarakat yang berusaha keras mempertahankan identitas dan tradisi berperikehidupan.







Aborigin telah tinggal di Australia 40 ribu tahun sebelum orang kulit putih Eropa tiba di benua itu. Orang Aborigin adalah pemilik sah atas sekujur Australia dengan semak-semak, gunung, dan kehidupan liar di dalamnya.



Warren Mundine, pansehat masyarakat adat Ausralia, mengatakan; "Orang-orang ini hidup di tanah air mereka, mempengaruhi banyak hal. Ini tentang kehidupan mereka, esensi mereka, dan tentang budaya mereka."



Mick Gooda, komisaris Aboriginal and Torres Strait Islander Social Justice, mengatakan komentar Abbott membingungkan dan menyebabkan pelanggaran dalam masyarakat adat.



Abbott membela diri dengan mengatakan; "Jika Anda, atau saya, memilih tinggal sangat jauh, sampai sejauh mana wajib pajak menyubsidi layanan kami."



Ia melanjutkan; "Sangat sulit bagi anak-anak Aborigin bersekolah jika hanya ada setengah lusin dari mereka memilih hidup terpencil. Sangat susah pula bagi orang dewasa mendapatkan pekerjaan yang layak, jika harus tinggal di komunitas yang jauhnya ratusan mil."



Populasi Aborigin berjumlah satu juta ketika kulit putih Inggris datang tahun 1788. Kini, jumlah mereka 470 ribu jiwa dari 23 juta penduduk Australia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar