Sabtu, 21 Maret 2015

Terkesan Alqaeda, Tentara “Jihad Kristen” Muncul di Ukraina






Kini Taliban tidak identik dengan Islam. Di Ukraina, ultranasionalis keturunan Polandia mengobarkan perang salib melawan Rusia. Pers menyebut mereka Taliban Kristen dn Jihad Kristen.





Intercept melaporkan nama asli kelompok ini adalah Bratstvo, atau persaudaraan. Mereka terdiri dari veteran Perang Chechnya, dan bergerak di bawah kepemimpinan Dmitry Korchinsky.





Mereka menggabungkan ajaran Kristen Ortodoks dengan Jihad Islam, dan mencoba mengobarkan perang suci melawan Rusia. Korchinsky mengatakan misinya adalah membangun ideologi baru dari penggabungan Kristen Ortodoks dan Jihad Islam untuk menghasilkan gerakan seperti Taliban, dan Al Qaeda.





Ia terkesan dengan perlawanan Muslim Chechnya terhadap Rusia, Taliban Afghanistan versus Amerika, dan Hezbolah serta Hamas melawan Israel, yang menggunakan ideologi sebagai alat perang.



Sebagai veteran Perang Chechnya, Korchinsky percaya bahwa tidak ada perang melawan kekuatan besar tanpa ideologi.








Korchinsky ingin mengubah konflik regional di timur Ukraina menjadi perang agama melawan Rusia. Ia yakin itu satu-satunya pilihan untuk mengalahkan Rusia yang jauh lebih kuat.





Korchinsky tidak hanya pemimpin organisasi, tapi juga komandan Batalion St Mary -- satu dari banyak unit militer Bratstvo yang didanai swasta. Mereka berangkat ke timur Ukraina bersama tentara Ukraina dan Garda Nasional untuk melawan Rusia.





Batalion St Mary bertugas mempertahankan Muriopol, kota strategis di Laut Azov dan pelabuhan penting untuk besi dan Ukraina, serta pertambangan batubara.





Sebagian anggota batalion pernah bertugas di kemiliteran, lainnya adalah bocah usia 18 sampai 25 yang belum berpengalaman perang. Mereka militan, dan piawai menggunakan semua jenis senjata.





Seperti semua unit tempur swasta Ukraina, batalion ini tidak menginduk ke Tentara Ukraina, tapi berada di bawah kendali Kementerian Dalam Negeri. Mereka beroperasi secara independen, dan bebas menjalankan perang sendiri.





Namun, ada banyak bukti batalion relawan ini memuji ideologi Nazi. Namun Korchinsky mengatakan mereka relijius dan bersemangat.








Bratstvo juga bukan kelompok ultranasionalis satu-satunya di Ukraina. Lainnya adalah; Right Sector, Trezu, UNA-UNSO dan UPA, yang menyebut Rusia sebagai ekstremis. Yang membedakan Bratstvo mengibarkan simbol-simbol keagamaan.





"Semuanya didasarkan pada iman kepada Yesus Kristus," salah satu pejuang Batalion St Mary mengatakan.





"Kami percaya hanya umat beragama bisa menang di dunia ini. Tidak ada tempat untuk ateis ketika mortir dan roket meledak," lanjutnya.





Jika Taliban Islam memandang AS sebagai musuh utama, Korchinsky mengatakan Batalion St Mary membayangkan Rusia sebagai setan besar.





"Yang membedakan kami dengan gerakan radikal Islam adalah kami tidak tertarik menghancurkan tananan dunia," ujarnya. "Kami hanya ingin memperjuangkan cita-cita."





Keyakinan Korchinsky terbangun sejak 1990-an, atau ketika dia bergabung dengan Militan Chechnya di Kaukasus Utara melawan Rusia. Ia banyak berbicara dengan pemimpin Chechnya dan ulama di tempat itu.






Dmitry Korchinsky. (Image fom Facebook)
Dmitry Korchinsky. (Image fom Facebook)






Ia bergabung dengan Militan Chechnya karena satu hal; membenci Rusia. Setelah Rusia-Chechnya berdamai, dia tinggal di Ukraina. Kini, kebenciannya terhadap Rusia membuatnya angkat senjata lagi.





Korchinsky mengaku telah membentuk unit-unit kecil di dalam wilayah Rusia, yang kelak akan bangkit bersama memerangi negeri yang dibencinya. Ia juga terinspirasi dengan ISIS, yang mengobarkan perang di Irak dan Suriah.





Sampai saat ini Korchinsky masih memiliki kontak dengan pejuang Chechnya di Kaukasus, dan pejuang Muslim Tatar di Ukraina. Korchinsky menolak Bratstvo dan Islam memiliki musuh bersama, yaitu Rusia.





"Saya akan berjuang sampai mampu membakar Moskwa," ujarnya.



RUSSIAN TODAY | INILAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar