Meski menghadapi sejumlah hambatan dan penentangan, Lecce -- kota yang dikenal dengan sebutan Florence dari selatan -- akan menjadi kota pertama di Eropa yang memiliki universitas Islam.
Giempiero Khaled Paladini, presiden Yayasan Universita Islam, pembangunan kemungkinan akan berlangsung tiga tahun dan di beberapa lokasi karena keterbatasan tanah.
Tahap pertama akan dibangun di markas Yayasan Universitas Islam. Di sini Universitas Islam akan membuka kelas pengajaran tentang agama Islam, dengan cabang-cabangnya.
"Kami masih harus mencari lokasi baru yang lebih besar untuk membangun kampus lagi," ujar Paldini.
Menurut Paladini, lokasi yang diicar adalah bekas pabrik tembakau yang ditinggalkan pemiliknya sejak 1980-an. Namun, ia juga masih mencari dua lokasi lagi agar universitas bisa menampung 5.000 mahasiswa.
Paladini, mualaf sejak tiga tahun silam, adalah pengusaha. Ia kepala konsorsium yang mengkhususkan diri dalam hubungan perdagangan antara Italia dengan negara-negara Timur Tengah.
Surat kabar Quotidiano di Puglia melaporkan universitas tidak hanya membuka kelas Islam, tapi juga kedokteran dan pertanian. Semua itu akan terealisasi dalam waktu tiga tahun.
Namun, Paladini tidak akan mudah mewujudkan gagasannya. Masyarakat Lecce menentang, dengan mengatakan saatnya tidak tepat sebuah universitas Islam hadir di kota Katolik tradisional Romawi.
"Pemerintah harus melihat kecemasan dan kekhawatiran warga. Proyek pembangunan universitas ini tidak pantas dilakukan," ujra Severo Martini, angota dewa kotapraja untuk perencanaan kota kepada Corriere della Sera.
Martini juga mengatakan ada kecurigaan proyek itu dibiayai negara-negara Teluk, termasuk Kuwait.
"Ini bukan soal agama dan politik. Beberapa bulan lalu kami merestui pembangunan sebuah masjid di San Pio," ujar Martini. "Yang kita tidak tahu adalah proyek ini tidak dibahas dewan kota."
Forza Italia, partai konservatif pimpinan Silvio Berlusconi, juga terlibat dalam perdebatan.
Luigi Mazzei, anggota dewan kota Apulla, menentang universitas yang ghetoizes Muslim. Universitas itu, katanya, bertentangan dengan gagasan multibudaya.
"Saya yakin integrasi sejati dicapai dengan hidup bersama, tentu saja tidak dengan kampus khusus orang-orang Islam," ujar Mazzei.
Paladini menolak menjawab semua itu. Ia yakin universitas Ialam akan menciptakan integrasi yang lebih baik bagi Italia dan daerah mezzogiorno yang miskin.
Ia juga mengatakan universitas tidak akan menjadi badan murni ideologis, tetapi universitas umum yang mengajarkan banyak ilmu.
"Ini akan menjadi langkah ke arah yang benar, karena ada dialog dan pemahaman di dalam universitas," ujar Paladini kepada Corriere della Sera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar