Kamis, 21 Mei 2015
Buddha Indonesia: Kami Tidak Radikal Seperti Buddha di Myanmar
Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) akan segera melakukan kegiatan kemanusiaan untuk meringankan beban para pengungsi Rohingya yang kini berada di pengungsian.
WALUBI juga mendesak pemerintah untuk segera menyiapkan penampungan khusus, seperti tempat penampungan para pengungsi Vietnam dan Kamboja yang dulu pernah dibuat pemerintah Indonesia. Selain itu, WALUBI menghimbau masyarakat agar tidak terpengaruh dengan isu-isu negatif yang berbau SARA.
"Indonesia akan selalu damai tanpa terpengaruh sentimen dari Myanmar. Bersama-sama kita tingkatkan hubungan baik," kata Ketua Walubi, Arief Harsono di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 20 Mei 2015.
Arief mengatakan, ajaran Buddha yang ada di Indonesia berbeda dengan yang disebarkan oleh seorang tokoh agama di Myanmar, yaitu Ashin Wirathu. Untuk itu, ia menghimbau agar masyarakat Indonesia tidak terjerumus isu-isu yang menjurus pada kebencian antaragama.
"Buddha kami tidak berkaitan dengan ajaran radikal di Myanmar. Buddha kami dengan Myanmar berbeda," ujar Arief menjelaskan.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengaku prihatin terkait masalah pengungsi etnis Rohingya yang terdampar di wilayah Aceh dan Sumatera Utara. MUI menilai, permasalahan tersebut bisa berdampak terhadap masalah sosial dan kemanusiaan. Kompleksitas permasalahan tersebut terkait dengan status kewarganegaraan, sentimen keagamaan dan masalah sosial serta ekonomi.
"Dari peningkatan eksodus etnis Rohingya sangat diperlukan kerja sama negara-negara di kawasan ASEAN untuk bersama mengatasinya," kata Ketua Bidang Kerukunan Antarumat Beragama MUI, KH. Slamet Efendy Yusuf.
VIVA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar