Untuk pertama kalinya, terungkap sebuah biografi tentang Abu Bakr Baghdadi.
Pemimpin Daulah Islam ISIS Abu Bakr Al Baghdadi adalah seorang sosok yang misterius. Dia diketahui berusia 43 tahun lahir di Samara, Irak dan memimpin ISIS pada 2010.
Dimata temannya, Al Baghdadi ternyata tidak dikenal sebagai sosok yang menonjol di mata tetangga dan teman-temannya dahulu. Hal itu terungkap dari sebuah wawancara dengan seorang teman pria bernama asli Ibrahim Awad Ibrahim Badri itu.
Seorang teman Al Baghdadi ketika mereka tinggal di sebuah lingkungan perkotaan di Baghdad pada 1990 bernama Abu Muhammad bercerita. Ia mengenang kehidupan Al Baghdadi saat menuntut ilmu syariah Islam dan sebelum dikenal sebagai pemimpin ISIS yang menguasai beberapa wilayah di Irak dan Suriah itu.
Abu Muhammad mengaku dia tidak menyangka orang setenang Sheikh Ibrahim–begitu Al Baghdadi dipanggil sewaktu di Topchi, Baghdad akan menjadi seorang pemimpin ISIS yang kejam.
Dia mengenang Sheikh Ibrahim sebagai seorang pegawai pemerintah Baghdad yang mengajari anak-anak ilmu syariah dan membaca Alquran.
“Dia adalah orang biasa, sama sekali bukan orang yang terlalu religius. Sekali waktu saya membawa anak saya pergi ke rumahnya karena banyak anak-anak di lingkungan kami pergi ke sana dan mendengarnya membaca Alquran. Dia mengatakan, pada saya ‘jika Alquran ini dapat membantu saya akan mengobati anak saya dengan bantuannya,’ katanya. Anaknya sangat energetik. Dia tidak dapat mengontrolnya,” kenang Abu Muhammad seperti yang dilansir ABNA, Rabu (6/5/2015).
Teman masa remajanya itu mengatakan, Pemimpin militan ISIS itu diketahui memiliki hobi bermain sepakbola di masa mudanya.
“Kami bermain sepakbola di lingkungan kami. Kami bermain dekat dengan masjid. Sheikh Ibrahim terluka parah di kaki. Karena itu saya sudah akrab dengan bantuan medis, saya membantunya menyembuhkan cedera,” kata Abu Muhammad.
Abu Muhammad, bukan nama sebenarnya, terkejut ketika mengetahui Baghdadi kini menjadi orang paling ditakuti di dunia.
“Kemudian, ketika saya melihat wajah barunya, saya sangat menyesal setelah apa yang saya lakukan terhadapnya. Saya selalu memberitahu keluarga saya bahwa, jika saya tahu bahwa dia akan menjadi orang paling ditakuti di dunia, saya tidak akan pernah mendekatinya dan akan mematahkan kakinya bukan memperbaikinya,” sambung Abu Muhammad.
“Tapi dia adalah seorang pemain sepakbola yang hebat. Itu sulit untuk menghentikannya,” lanjutnya.
Bagi Abu Muhammad, Al Baghdadi tidak tampak seperti seorang yang memiliki kemampuan memimpin, terlebih kelompok militan sebesar ISIS. Dia juga mengingat Al Baghdadi berpakaian layaknya orang biasa dengan celana panjang dan kaus, dan sesekali menggunakan kemeja ketika memiliki keperluan ke kantor pemerintah.
“Dia tidak memiliki kemampuan khusus untuk memimpin sebuah kelompok, begitu juga penampilannya sama sekali tidak menonjol. Dia mengenakan kaus dan celana sederhana. Terkadang kemeja saat dia pergi ke kantor pemerintah untuk mengurus sesuatu. Tapi dia mengenakan jubah Arab ketika dia sedang berkhotbah. Ketika sedang di masjid dia mengenakan pakaian khas Arab, dishdasha (pakaian panjang yang dikenakan pria Arab),” lanjut Abu Muhammad.
Al Baghdadi, menurut Abu Muhammad, berubah semenjak serangan Amerika Serikat (AS) ke Irak pada 2003. Serangan tersebut menewaskan teman-teman dan murid-murid Al Baghdadi. Abu Muhammad juga berpendapat hal itulah yang mengubah sosok Sheikh Ibrahim yang dikenalnya menjadi monster seperti Abu Bakr Al Baghdadi yang dikenal orang-orang saat ini.
“Sebagian besar teman-teman Sheikh Ibrahim terbunuh dalam perang melawan AS pada 2003. Sheikh Ibrahim menghilang dari Topchi pada 2004 dan tidak pernah terlihat lagi di sana,” kenangnya.
“Yang menarik adalah, Sheikh Ibrahim sangat berbeda sebelum dia mendirikan ISIS. Meskipun dia seorang yang taat beragama, tidak ada yang menyangka dia akan menjadi seorang militan. Namun, semua berubah secara drastis setelah invasi AS dan munculnya gerakan militan. Saya perah melihat dia di Fallujah dan bertanya kepadanya apa yang dia lakukan di sana? Dia menjawab ‘Saya berperang dengan AS sekarang’, beberapa waktu kemudian dia ditangkap oleh AS dan dipenjara lalu dia muncul di televisi memberi ceramah di Masjid Mosul,” tambahnya.
Sebuah dokumen yang muncul bulan lalu menimbulkan dugaan bahwa Al Baghdadi hanyalah sebuah sosok pemimpin yang menjadi kedok bagi ISIS. Pemimpin ISIS sesungguhnya adalah para pejabat intelijen dari pemerintahan mantan Presiden Irak Saddam Hussein, yang membentuk ISIS untuk tujuan menguasai wilayah Irak dan Suriah.
Abu Bakr Al Baghdadi saat ini dilaporkan sedang dalam keadaan terluka parah akibat serangan udara yang dilancarkan AS Maret lalu. Dia dikabarkan tidak lagi memimpin ISIS dan diduga posisi itu akan diisi oleh wakilnya Abu Alaa Al Afr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar