Rabu, 20 Mei 2015

Muslim Rohingya Aceh minta Dibawakan Al-Quran





Kehidupan yang sulit yang dijalani oleh masyarakat Rohingya membuat mereka kian dekat dengan agama. Bahkan, di saat keadaan nestapa mereka tidak lupa beribadah di penampungan. Salah satu permintaan mereka pada para relawan pemberi bantuan adalah mushaf Al-Quran.



Hal ini disampaikan para Muslim Rohingya di Kuala Langsa pada koordinator tim peduli kemanusiaan Radio Rodja, Muhammad Nurhuda, saat mengunjungi tempat itu pekan ini.



"Mereka minta dibawakan mushaf Al-Quran, sarung, sajadah dan peci. Mereka mengatakan tidak biasa shalat tanpa penutup kepala. Sedangkan para wanitanya minta dibawakan mukena," ujar Nurhuda pada CNN Indonesia, Rabu (20/5).



Menurut Nurhuda, banyak pemuda Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar ini adalah santri pesantren. Ketika diberikan mushaf, mulut mereka langsung merapal ayat-ayat suci di dalamnya.



"Begitu dapat mushaf mereka langsung membacanya," ujar Nurhuda.



Namun Nurhuda mengakui ada kesulitan dalam memenuhi permintaan tersebut. Dia mengatakan bahwa jenis mushaf yang biasa dibaca oleh orang Rohingya adalah yang memiliki tanda baca lama.



"Sulit mencari mushafnya. Kami hanya mendapatkan sekitar 30 mushaf seperti itu di Aceh, sedangkan 300 mushaf lainnya didatangkan dari Jakarta," ujar dia.



Nurhuda mengatakan bahwa Radio Rodja berhasil mengumpulkan donasi dari para pendengarnya sekitar Rp1 miliar dalam waktu tiga hari. Bantuan juga berdatangan dari warga Aceh secara swadaya, berupa kebutuhan pokok.











Bantuan berikutnya yang diberikan tim Nurhuda adalah kasur untuk tidur para pengungsi. Selama ini, mereka tidur beralaskan tikar di atas lantai.



"Mereka akan tinggal di sini dalam waktu yang lama, kami belikan kasur Palembang sebanyak 230 buah," kata Nurhuda.



Ada sekitar 800 pengungsi Rohingya dan Bangladesh di penampungan Kuala Langsa. Mereka terkatung berbulan-bulan setelah ditipu oleh pemilik kapal asal Thailand yang berjanji membawa mereka ke Malaysia dan terdampar di beberapa kabupaten di Aceh, termasuk Kuala Langsa dan Aceh Utara.









Motivasi warga Bangladesh dan Rohingya berbeda. Pengungsi Bangladesh lari dari kemiskinan dan ingin pergi ke Malaysia untuk mencari kerja, sementara warga Rohingya yang Muslim lari dari konflik etnis dan agama di Myanmar dan pergi ke negara manapun yang aman dari ancaman penyiksaan dan pembunuhan.



Beberapa warga Rohingya mengalami luka-luka akibat penyiksaan oleh penjaga kapal dan konflik dengan warga Bangladesh di dalamnya.



"Ada yang hampir putus tangannya," kata Nurhuda.



Saat ini, Kementerian Luar Negeri Indonesia mencatat terdapat 1.346 imigran dari Rohingya dan Bangladesh di Aceh, namun jumlah itu belum termasuk mereka yang baru tiba hari ini, Rabu.



CNN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar