Minggu, 17 Mei 2015
Rohingya tetap Tinggal, Pengungsi Bangladesh akan Dipulangkan
Kantor Imigrasi Lhokseumawe menampung 236 warga Bangladesh yang terdampar di Aceh, sementara proses identifikasi untuk pemulangan dilakukan pemerintah Bangladesh.
Ratusan pengungsi yang tiba di Aceh pada Minggu (10/05) itu semula menempati lokasi pengungsian di Tempat Pelelangan Ikan Kuala Cangkoy, Lapang Aceh Utara, kemudian dipindahkan ke bekas kantor imigrasi Lhokseumawe, Sabtu (16/05).
Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Lhokseumawe Albert Djalius mengatakan identitas para pengungsi telah dicatat oleh kedutaan besar Bangladesh, dan selanjutnya data itu akan diverifikasi.
"Jadi perintahnya adalah memverifikasi apakah benar mereka itu merupakan warganya (Bangladesh) atau bukan," jelas Albert Djalius dilansir BBC Indonesia.
Alberrt mengatakan jika memang mereka merupakan warga negara Bangladesh maka akan dipulangkan oleh pemerintahnya, jika ada orang yang bukan merupakan warganya makan akan diserahkan ke UNHCR.
Sejumlah warga Bangladesh yang ditemui BBC Indonesia di TPI Kuala Cangkoy menyatakan mereka ingin mencari pekerjaan di Malaysia.
"Di negara kami, kami ini miskin. Kami ingin mencari uang untuk dikirim dan menghidupi keluarga kami, " papar Mohamad Tariq, seorang warga Bangladesh.
Di tempat pengungsian di Kuala Langsa, jumlah pengungsi Bangladesh mencapai 421 orang dan semuanya adalah laki-laki yang menyatakan berniat mencari pekerjaan di Malaysia.
Namun sejauh ini
Namun sejauh ini tiga angkatan laut tiga negara Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand justru menghalau kapal-kapal pra pengungsi Rohingya.
Para pengungsi Rohingya yang terombang-ambing dilautan selama 2 bulan itu justru diselamatkan oleh awak nelayan asal Aceh yang melaut.
Kepala badan hak asasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Zeid Raad Al Husein pada Jumat menyatakan mendesak Thailand, Malaysia dan Indonesia tidak memperburuk bencana perdagangan manusia, yang melibatkan warga Bangladesh dan suku Rohingya dari Myanmar.
Ia mengaku terkejut bahwa itu tega mengusir pengungsi kelaparan, yang sekitar 6.000 di antaranya terdampar di laut.
"Saya terkejut atas laporan bahwa Thailand, Indonesia dan Malaysia mengusir perahu penuh pengungsi rentan kembali ke laut, yang akan menyebabkan banyak kematian," katanya.
Namun sebaliknya, Zeid memuji para nelayan Aceh yang telah menyelamatkan 582 pengungsi mendarat pada Minggu, dan Malaysia, yang memungkinkan 1.018 untuk turun pada hari berikutnya.
Sumber: http://www.atjehcyber.net/2015/05/pbb-murka-indonesia-thailand-dan.html#ixzz3aPLMf000
Follow: @atjehcyber | fb.com/atjehcyberID
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar