Jumat, 27 Maret 2015

JK : Pembunuhan 2 TNI di Aceh Bukan Terorisme






Dua anggota TNI Unit Intel Kodim 01013 Aceh Utara ditemukan tewas mengenaskan di Desa Bate Pilah, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut, aksi sadis kelompok bersenjata itu bukan tindakan terorisme, melainkan perbuatan kriminal.





Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, kasus penembakan yang menewaskan dua anggota TNI di Aceh Utara kemungkinan terkait narkoba. Hal itu diketahui berdasarkan laporan yang disampaikan Plt Kapolri.





"Itu (penculikan dan penembakan) lebih ke kriminal sebenarnya," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (27/3/2015).





Dalam keterangannya Jumat (27/3/2015) JK menyatakan, dia melihat persoalan penembakan itu lebih kepada kriminal dibanding aspek lainnya.





"Kriminal kan ada beberapa. Perampokan, oknum yang merampok pakai senjata. Mungkin ada senjata lama dipakai itu. Saya cek ke Kapolri intinya seperti itu. Yang satu tentang narkoba," kata JK di Istana Wapres.





Menurut JK, tak jarang dalam aksi kriminal seperti perampokan pelaku menggunakan senjata api. Atas penembakan dua anggota TNI itu, JK mengaku sudah menanyakan peristiwa tersebut kepada Polri.





"Mungkin ada senjata lama dipakai itu, saya cek ke Polri intinya seperti itu," kata JK.





Sementara di Aceh, hingga saat ini pasukan TNI dan Polri masih memburu para pelaku yang menculik dan membunuh kedua anggota Kodim 0103/Aceh Utara tersebut. Sejauh ini pelaku belum ditemukan.





Sebelumnya, Kapolda Aceh Inspektur Jenderal Husein Hamidi menduga pelaku penculikan dan penembakan Sertu Indra Irawan dan Serda Hendrianto merupakan kelompok yang pernah melakukan kriminal di Langsa dan Aceh Timur.





"Kelompok tersebut pernah melakukan tindakan kriminalitas di Aceh Timur. Mereka menggunakan senjata campuran, ada yang AK 47 dan M 16," kata Kapolda Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi, Rabu 25 Maret, di Aceh Utara.





Husein mengungkapkan, masih ada kelompok-kelompok sipil yang menggunakan senjata bekas konflik di Provinsi Aceh. Hingga saat ini belum bisa dipastikan jumlah senjata api yang masih beredar di kalangan masyarakat.





"Beberapa waktu yang lalu pernah ditemukan dua pucuk senjata jenis AK 47 pada saat dilakukan sweeping oleh Polres Aceh Utara," ujar Husein Hamidi.





Dua anggota Intel Kodim 0103 Aceh Utara ditemukan tewas di Desa Alue Mbang, Kecamatan Nisam Antara, Selasa, 24 Maret 2014, setelah sebelumnya mereka dikabarkan diculik oleh kelompok bersenjata.





Kedua anggota TNI Angkatan Darat itu ditemukan tak bernyawa lagi dengan posisi telungkup, tangan terikat, dan hanya menggunakan celana dalam. Dari sekitar lokasi penemuan jasad korban, ditemukan 12 selongsong peluru AK 47 dan tiga butir selongsong jenis M 16.





Kuat dugaan, korban ditembak belasan kali dari jarak dekat menggunakan senjata jenis AK 47 dan M 16.





"Korban ditembak di dada, dari bawah rahang tembus kepala dan di bahu," kata Kolonel Inf Achmad Daniel Chardin.





Sertu Indra Irawan dan Serda Hendrianto diculik pada Senin (23/3) dan dibunuh secara sadis. Keduanya diberondong tembakan senjata api laras panjang dan jasadnya ditemukan pada Selasa (24/3) sekitar 5 km dari lokasi penculikan di Desa Alue Mbang, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar