Sabtu, 23 Mei 2015

Bocah 12 Tahun ini Kemudikan Kapal Rohingya




Attaurahman, berusia 12 tahun dipercaya untuk mengemudikan kapal yang membawa ratusan pengungsi asal Myanmar dan Bangladesh. (CNN Indonesia/Denny Armandhanu)



Seorang bocah Rohingya berusia 12 tahun dipercaya untuk mengemudikan kapal yang membawa ratusan pengungsi asal Myanmar dan Bangladesh. Dia bersama ratusan pengungsi lainnya berhasil diselamatkan dari kapal yang telah rusak tersebut di perairan Aceh Timur.



Adalah Attaurahman yang mengaku seperti dilansir CNN Indonesia, Kamis (21/5), dipercaya oleh kapten asal Thailand untuk mengemudikan kapal tersebut.



Di penampungan wilayah Birem Bayeun, Attaurahman mengatakan, awalnya dia dipercaya untuk membagikan nasi pada ratusan pengungsi Rohingya dan Bangladesh dalam perjalanan dari Myanmar menuju Thailand.



"Kapten sayang pada saya. Karena saya membagikan nasi, saya bebas masuk ke ruang kemudi dan lihat cara mereka membawanya. Saya kemudian, dan seorang dewasa lainnya, dipercaya untuk mengemudikannya," kata Attaurahman.



Kesaksian para pengungsi lainnya mengatakan, setelah sampai di Thailand mereka tidak diperbolehkan menginjak daratan dan tetap berada di kapal selama sekitar satu bulan.



Dalam perjalanan menuju Thailand, kata Attaurahman, ada delapan kapal. Sebanyak 500 orang di kapal mereka dibagi dan dipindahkan ke empat kapal, sementara empat kapal lainnya dibawa oleh kapten dan awaknya.



"Kapten memanggil dua orang, saya dan seorang dewasa. Dia memberi tahu cara kemudikan kapal," ujar Attaurahman yang sejak itu didaulat menjadi kapten cilik.



Kapten dan para awaknya kemudian meninggalkan kapal tersebut. Selama sekitar 3 bulan mereka terombang-ambing di lautan sebelum akhirnya ditemukan oleh nelayan.



Pengakuan Attaurahman ini dibenarkan oleh pengungsi Rohingya lainnya. Berdasarkan pengalaman ini, Attaurahman mengaku bercita-cita ingin menjadi pelaut jika besar nanti.



"Saya ingin menjadi pengemudi kapal," kata dia.



Saksi lainnya, Hasan Ali, mengatakan bahwa di tengah lautan datang lima orang dari Myanmar, membawa makanan dan minuman untuk ditukar dengan bagian mesin kapal.



"Mesin diangkat, bensin juga dibawa. Ditukar dengan beras, air, cabe dan garam," kata Hasan.



Kapal mereka tidak diperbolehkan merapat ke Thailand dan Bangladesh. Bantuan dari kedua negara tersebut hanya berupa makanan seadanya, dilemparkan dari atas laut. Pasokan yang tipis, Hasan dan Attaurahman bersama lebih dari 380 pengungsi lainnya hanya makan sehari sekali, minum dua kali sehari.



"Ada dapur di kapal, untuk memasak nasi dan garam. Mi instan kami makan mentah tanpa dimasak," kata Hasan.



Ribuan warga Rohingya kini ditampung di beberapa lokasi di Aceh. Sebagian besar tiba pekan lalu saat kapal mereka mencapai pantai Lhokseumawe dan Langsa.



CNN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar